Monday, April 18, 2016
Kartun atau Karikatur?
Entah apa kategori atau sebutan untuk jenis gambar diatas, yang pasti semuanya merupakan hasil repro dari foto real menjadi format atau bentuk vector. Cukup menarik memang sebagai souvenir atau bahkan undangan pernikahan, kesan unik dan lucu menjadikan pertimbangan utama seseorang sebelum order. Namun ini juga merupakan solusi bagi pasangan yang tidak sempat atau enggan melakukan foto Prewed, jadi mereka cukup menyetorkan foto sendiri2 untuk akhirnya kita satukan dalam 1 frame dengan berbagai pose sesuai keinginan mereka, praktis bukan..??
Thursday, April 14, 2016
Revive The Blog
Setelah sekian lama ane biarin blog ini koma, sekarang ane balik lagi brader n sister. Dengan didorong oleh keinginan luhur maka secara resmi blog ini telah dihidupkan kembali :D
Bukannya istirahat dari dunia desain grafis, hanya g sempat aja ngelola nih blog, ya banyak faktor juga c. Setelah dipikir-pikir sayang juga klo di biarin terbengkalai.
Langsung aja guys ane mulai upload lagi karya-karya seadanya dari ane,
Bukannya istirahat dari dunia desain grafis, hanya g sempat aja ngelola nih blog, ya banyak faktor juga c. Setelah dipikir-pikir sayang juga klo di biarin terbengkalai.
Langsung aja guys ane mulai upload lagi karya-karya seadanya dari ane,
Labels:
undangan pernikahan
Friday, November 30, 2012
Pudarnya Pamor Blog
Menulis di blog tak sama dengan menulis di microblog seperti Twitter. Perbedaan mencolok yang terlihat adalah jumlah karakter yang tersedia. Selain itu, ide dan argumen yang ditampilkan di Twitter tak seutuh ketika menulis di blog.
Menulis di blog tak sama dengan menulis di microblog seperti Twitter.Sayangnya, justru orang kini lebih senang menulis di microblog. Sebab, banyak pemilik blog yang semula rajin mengaktualisasi diri lewat tulisan di blog kini beralih ke jejaring sosial yang hanya butuh tulisan pendek.
Tren ini terjadi lantaran karakter kreator yang diperlukan untuk membangun sebuah blog tak dimiliki banyak orang. "Jumlah kreator tidak banyak. Mereka kebanyakan adalahconversationalist,” kata Nukman Luthfie.
Padahal, bila sifat kreator dikembangkan, para blogger ini bisa menjadi conversationalist atau ahli cakap yang lebih berisi. Berikut ini pandangan Nukman terhadap perkembangan blogger di Indonesia kepada wartawan Tempo, Erwin Zachri.
Seperti apa awal perkembangan blog?
Dulu, yang namanya media sosial awalnya berbentuk forum. Lalu berkembang ke blog, Friendster, dan kemudian menjadi seperti sekarang.
Perbedaan antara blog dan media sosial?
Blog adalah satu-satunya tempat untuk mengaktualisasi diri dengan tulisan panjang, kalau forum bukan. Blog mulai ramai sekitar tahun 2006. Kemudian muncul Friendster dan Multiply, yang dilengkapi dengan blog.
Adakah pengaruh jejaring sosial terhadap blog?
Media sosial baru muncul dan berekspansi dengan karakter tulisan pendek, seperti Twitter, Tumblr, dan Facebook. Ini memunculkan tren baru dan disukai mereka yang tidak tahan (membaca) tulisan panjang.
Akibatnya, muncul kasta baru, yakni teknografi sosial—sebagai cara baru memetakan pasar. Dulu pasar dipetakan secara demografis dan psikografis.
Lantas?
Dengan perkembangan yang ada dan orang semakin mobile, media sosial dipecah lagi menjadi kreator dan conversationalist. Kreator adalah mereka yang punya laman atau blog sendiri yang terus di-update secara reguler, sehingga media mereka hidup. Conversationalist adalah orang yang suka mengobrol, punya akun di microblog, dan sangat aktif.
Mereka inikah yang berkembang?
Orang di level ini sangat susah jadi kreator karena harus menulis panjang. Tapi orang kreator bisa menjadi conversationalist. Terjadi peralihan di sini.
Ini berdampak menurunnya popularitas blog?
Blog yang dulu ramai kemudian menurun, dan hanya beberapa yang bertahan. Memang karakter conversationalist seperti itu. Di Twitter mereka cerewet. Jumlah kreator memang tidak banyak, yang banyak adalah conversationalist.
Bagaimana dengan tren memanfaatkan blog untuk menghasilkan uang?
Orang nge-blog karena ingin menulis. Tapi ada yang nge-blog untuk mencari uang, bukan karena passion. Blog yang bertujuan mencari uang sering kali isinya tidak jelas.
Ada data tentang perkembangan mereka?
Saya tidak tahu. Mereka hanya menjadikan blog sebagai media mencari uang. Sementara (aktivitas) blogger itu sebenarnya menulis.
sumber : TEMPO.CO, Jakarta
Menulis di blog tak sama dengan menulis di microblog seperti Twitter.Sayangnya, justru orang kini lebih senang menulis di microblog. Sebab, banyak pemilik blog yang semula rajin mengaktualisasi diri lewat tulisan di blog kini beralih ke jejaring sosial yang hanya butuh tulisan pendek.
Tren ini terjadi lantaran karakter kreator yang diperlukan untuk membangun sebuah blog tak dimiliki banyak orang. "Jumlah kreator tidak banyak. Mereka kebanyakan adalahconversationalist,” kata Nukman Luthfie.
Padahal, bila sifat kreator dikembangkan, para blogger ini bisa menjadi conversationalist atau ahli cakap yang lebih berisi. Berikut ini pandangan Nukman terhadap perkembangan blogger di Indonesia kepada wartawan Tempo, Erwin Zachri.
Seperti apa awal perkembangan blog?
Dulu, yang namanya media sosial awalnya berbentuk forum. Lalu berkembang ke blog, Friendster, dan kemudian menjadi seperti sekarang.
Perbedaan antara blog dan media sosial?
Blog adalah satu-satunya tempat untuk mengaktualisasi diri dengan tulisan panjang, kalau forum bukan. Blog mulai ramai sekitar tahun 2006. Kemudian muncul Friendster dan Multiply, yang dilengkapi dengan blog.
Adakah pengaruh jejaring sosial terhadap blog?
Media sosial baru muncul dan berekspansi dengan karakter tulisan pendek, seperti Twitter, Tumblr, dan Facebook. Ini memunculkan tren baru dan disukai mereka yang tidak tahan (membaca) tulisan panjang.
Akibatnya, muncul kasta baru, yakni teknografi sosial—sebagai cara baru memetakan pasar. Dulu pasar dipetakan secara demografis dan psikografis.
Lantas?
Dengan perkembangan yang ada dan orang semakin mobile, media sosial dipecah lagi menjadi kreator dan conversationalist. Kreator adalah mereka yang punya laman atau blog sendiri yang terus di-update secara reguler, sehingga media mereka hidup. Conversationalist adalah orang yang suka mengobrol, punya akun di microblog, dan sangat aktif.
Mereka inikah yang berkembang?
Orang di level ini sangat susah jadi kreator karena harus menulis panjang. Tapi orang kreator bisa menjadi conversationalist. Terjadi peralihan di sini.
Ini berdampak menurunnya popularitas blog?
Blog yang dulu ramai kemudian menurun, dan hanya beberapa yang bertahan. Memang karakter conversationalist seperti itu. Di Twitter mereka cerewet. Jumlah kreator memang tidak banyak, yang banyak adalah conversationalist.
Bagaimana dengan tren memanfaatkan blog untuk menghasilkan uang?
Orang nge-blog karena ingin menulis. Tapi ada yang nge-blog untuk mencari uang, bukan karena passion. Blog yang bertujuan mencari uang sering kali isinya tidak jelas.
Ada data tentang perkembangan mereka?
Saya tidak tahu. Mereka hanya menjadikan blog sebagai media mencari uang. Sementara (aktivitas) blogger itu sebenarnya menulis.
sumber : TEMPO.CO, Jakarta
Ciyus bukan Wow getoo
Luama banget absen kangen juga nih untuk posting. Bukan karya besar, hanya sekedar unek-unek yang tertumpah. Bukan desain WOW, hanya kumpulan klik n drag dari secuil mouse n seonggok keyboard usang. Yang penting bisa dinikmati tanpa harus antri tiket, kehabisan sampai-sampai beli catutan...
Subscribe to:
Posts (Atom)