Saturday, February 26, 2011

Promosi budget Mini hasil Maxi

    Memang celaka jika melakukan sesuatu tanpa ada ilmunya. Karena hal tersebut akan jadi amburadul. Tapi lebih celaka lagi kalau kita tidak melakukan sesuatu hanya karena merasa tidak punya ilmunya.
Bicara marketing, pastilah kita bicara sebuah hal yang menjadi sub-bagian daripada marketing itu sendiri, yaitu proses Promosi. Proses Promosi selalu saja dikaitkan dengan pengalokasian dana yang mahal. Hal ini menyebabkan para pelaku usaha kecil dan menengah, agak mengesampingkan urusan yang satu ini. Budget mereka terlalu minim untuk memasang iklan mereka di papan billboard pinggir jalan, apalagi untuk menampilkan produk atau layanan mereka di televisi yang biayanya dihitung perdetik.
Tapi buat saya, Promosi gak harus mahal, dan mahalpun belum tentu "ngena".
Promosi itu yang mudah dikenali, beridentitas dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Kalau kita analisa lagi: Mudah Dikenali (ada atribut yang memisahkannya dibanding produk lain, misalnya logo, warna, slogan, dsb), Identitas (sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda), Janji-Janji(klaim berhubungan dengan kelebihan), Nilai (keuntungan yang didapat oleh pengguna).
Kegiatan Promosi termasuk ke dalam kegiatan soft selling dimana kombinasi dari nama merek, istilah, tanda, logo, lagu, kultur atau desain dimaksudkan untuk mengidentifikasi sebuah produk. Hal ini diharapkan dapat menampilkan kesan berbeda sebuah produk dengan produk yang lain.
Memang sih dalam membangun brand awareness memerlukan waktu dan biaya yang juga tidak sedikit. Tapi gak perlu mahal juga kan?. Sebagai pelaku usaha yang low budget, kita dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Misalnya kultur unik yang dikentalkan, pemakaian istilah-istilah yang bisa jadi bahan omongan orang banyak. Saya kasih contoh ya…
Pernah dengar Warung Sido Mampir ? Lokasi Warung Sido Mampir ini sangat jauh dari pusat kota Jombang, tempat yang dulunya adalah “bekas rumah tua”, namun yang mengherankan adalah pembeli nasi di warung ini adalah para pejabat penting dan para pengusaha. Warung Sido Mampir, pertama kali berdiri hanya di kunjungi 5 orang perhari saja, tetapi berbeda dengan sekarang, bukan 5 orang lagi perhari, tapi puluhan bahkan ratusan orang yang berkunjung.
Pemilik warung ini menerapkan strategi marketing yang unik dan berbeda karena sadar bahwa lokasi warungnya ini tidak strategis. Dan terbukti metode ini berhasil.
Usut punya usut ternyata kunci utamanya beliau yaitu selalu menceritakan masakan diwarungnya kepada siapapun setiap hari. Selalu membuka komunikasi hangat dan dan diskusi dengan pengunjungnya. Inilah Promosi yang Murah, meriah and Ngena alias budget mini hasil maxi tentunya…
Contoh lain yang simple, ada sebuah warung makan yang selalu menyapa konsumennya dengan sapaan “Pagi Bos, mau pesan apa?”. Para karyawannya gak peduli itu pagi, siang sore, malem atau tengah malam sekalipun. Buat mereka setiap waktu itu pagi. Hehe,,, gimana gak jadi bahan omongan orang tuh. Saya aja lagi ngomongin nih. ya kan ?
Masih banyak cara lain yang bisa kita terapkan dengan Budget Mini Hasil Maxi. Andalkan kreatifitas, semua seolah tak terbatas. Apalagi sekarang jaman teknologi dan tersedia internet.
Semoga bermanfaat.